2. Alasan mengapa suatu perusahaan harus memperlakukan
keadilan pada karyawan ?
Mengelola sumber daya
manusia sering mensyaratkan pembuatan keputusan di mana keadilan memainkan
peran penting.
Keadilan adalah bagian yang
terintegrasi dari apa yang dipikirkan orang sebagai “hukum”. Tiga komponen
hukum organisasional, hukum distribusif mengacu pada keadilan dan hukum dari
hasil suatu keputusan, hukum procedural mengacu pada keadilan suatu proses,
hokum interaksional atau hukum interpersonal mengacu pada “perilaku saat para
manajer melakukan hubungan antar personal mereka dengan para karyawan” dan
khususnya pada tingkatan mana mereka memperlakukan karyawan dengan rasa hormat
sebagai lawan dari tindak kekerasan dan ketidakhormatan.
Perusahaan yang menerapkan keadilan
dan hukum juga cenderung untuk menjadi perusahaan yang etis. Pada praktiknya,
perlakuan yang adil menggambarkan tindakan nyata seperti, karyawan dipercaya,
karyawan diperlakukan dengan hormat, dan karyawan diperlakukan dengan adil.
FAKTOR YANG MEMBENTUK PERILAKU YANG ETIS SAAT BEKERJA
1. Faktor-Faktor Perorangan
Karena orang membawa nilai-nilai
apa yang mereka anggap benar dan salah ke pekerjaan mereka, setiap individu
harus menanggung beban kredit (atau kesalahan) untuk pilihan etika yang
dibuatnya.
2. Faktor-Faktor Keorganisasian
Berada di bawah tekanan untuk
memenuhi jadwal yang penuh tekanan adalah factor pertama yang menyebabkan
pelanggaran etika. Oleh karena itu, hampir semua pelanggaran etika terjadi
karena para karyawan merasa tertekan untuk melakukan apa yang mereka pikir
adalah cara terbaik untuk membantu perusahaan mereka.
3. Pengaruh Atasan
Atasan menetapkan karakter umum,
tindakannya merupakan sinyal-sinyal tentang apa yang benar dan apa yang salah.
Sebuah studi yang dilakukan oleh the American societyof Chartered Life
Underwriters menemukan bahwa 56% dari seluruh karyawan merasakan beberapa
tekanan untuk bertindak secara tidak etis, dan masalah tersebut semakin
memburuk.
4. Aturan Hukum dan Kebijakan
Etika
Aturan dan kebijakan etika
adalah satu tanda bahwa perusahaan serius dalam masalah etika. Sebagian
perusahaan sangat mendorong karyawannya untuk mengikuti “tes etika” cepat untuk
mengevaluasi apa yang akan mereka lakukan sesuai dengan aturan sikap di
perusahaan yang bersangkutan.
5. Budaya Organisasi
Budaya organisasi adalah
karakteristik nilai, tradisi, dan perilaku perusahaan yang dimiliki oleh para
karyawannya. Nilai adalah keyakinan dasar tentang apa yang benar atau salah,
atau tentang apa yang harus anda lakukan atau tidak. Oleh karena itu, budaya
perusahaan harus mengirimkan sinyal yang jelas tentang apa perilaku yang bisa
dan apa yang tidak bisa diterima.
Peran manajer harus memikirkan
cara untuk mengirimkan sinyal yang benar pada para karyawan mereka, seperti:
a. Mengklarifikasi harapan
b. Gunakan sinyal dan symbol
c. Menyediakan dukungan fisik
d. Menggunakan sejarah
e. Mengatur ritual dan upacara.
MEMBANGUN KOMUNIKASI DUA ARAH
Kesempatan bagi komunikasi dua
arah memainkan peran penting dalam pemahaman tentang bagaimana kita diperlakukan
dengan adil. Satu studi menyimpulkan bahwa ada 3 kontribusi untuk peduli yang
berpengaruh pada mereka dengan menanyakan masukan dari mereka dan memungkinkan
mereka untuk menolak ide dan asumsi orang lain. Penjelasan, memastikan bahwa
setiap orang terlibat dan terkena dampaknya paham mengapa keputusan akhir
dibuat dan pemikiran yang menggaris bawahi keputusan tersebut. Kejelasan
harapan, memastikan semua orang tahu sebelumnya dengan standar apa mereka akan
dinilai dan denda bagi kegagalan.
DISIPLIN DAN PRIVASI KARYAWAN
Tujuan disiplin adalah untuk
mendorong karyawan berperilaku hati-hati dalam pekerjaan. Dalam suatu
organisasi, peraturan dan perundang-undangan memiliki tujuan yang sama dengan
apa yang dilakukan oleh hokum dalam masyarakat, disiplin dibutuhkan saat satu
dari peraturan dan perundang-undangan ini dilanggar. Proses yang adil dan
disiplin didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang jelas, system
denda yang progresif, dan proses yang serius.
PRIVASI KARYAWAN
Empat jenis pelanggaran privasi
karyawan yang disetujui pengadilan adalah pelanggaran terhadap area pribadi,
membuka catatan kesehatan, dan pemanfaatan mana karyawan atau kemiripan dengan
dia untuk tujuan komersional.
Ada dua pembatasan dalam pengawasan di tempat
kerja, Undang-Undang Privasi Komunikasi Elektronik, dan perlindungan hokum
terhadap invasi privasi.
4. Dalam keadaan apa
tekanan kompetitif menyebabkan standar etika yang lebih tinggi dalam suatu
perusahaan ?
Ada lima prinsip utama Standar
etika yang tinggi , yaitu :
- Transparansi,
yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan
keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai
Perusahaan.
- Kemandirian,
yaitu suatu keadaan di mana Perusahaan dikelola secara profesional tanpa
benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
- Akuntabilitas,
yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban Manajemen
Perusahaan sehingga pengelolaan Perusahaan terlaksana secara efektif.
- Pertanggungjawaban,
yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan Perusahaan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
- Kewajaran,
yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang
timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
6.
Mengapa
standar etika yang tinggi penting untuk klien akuntan professional?
Maksud dan tujuan penerapan standar etika yang
tinggi di Perusahaan adalah sebagai berikut:
- Memaksimalkan
nilai Perusahaan dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan,
akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan adil agar
Perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun
internasional.
- Mendorong
pengelolaan Perusahaan secara profesional, transparan dan efisien, serta
memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian.
- Mendorong
agar manajemen Perusahaan dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan
dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku, serta kesadaran akan adanya tanggung
jawab sosial Perusahaan terhadap stakeholders maupun kelestarian
lingkungan di sekitar Perusahaa.
- Meningkatkan
kontribusi Perusahaan dalam perekonomian nasional.
- Meningkatkan
nilai investasi dan kekayaan Perusahaan.
8. Haruskah eksekutif
dan direksi dikirim ke penjara untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka terhadap perusahaan dan
karyawan ?
Jawab : Menurut saya siapapun orangnya
maupun ia pejabat negara, pengusaha, rakyat biasa ataupun presiden, apabila mereka melakukan
kesalahan terhadap seseorang atau karyawan, mereka pantaslah dihukum untuk
menerima ganjaran atas tindakan yang mereka lakukan karena karena perbuatan
merekalah banyak orang yang dirugikan.
10. Mengapa
unsur tiga pendekatan dalam pengambilan keputusan penting untuk akuntan professional ?
Jawab : Karakteristik Prinsip Akuntansi,
menurut P&L menyarankan agar karakteristik berikut melekat pada seperangkat
prinsip akuntansi:
- Prinsip
akuntansi menunjukkan pedoman umum yang lengkap tentang fungsi akuntasi
sebagai alat untuk mengungkapkan informasi keuangan suatu perusahaan.
- Prinsip
akuntansi tidak harus dikembangkan mengikuti praktik akuntansi yang sedang
berjalan karena praktek akuntansi yang sedang berjalan itu sering
dilandasi oleh prinsip dan konsep yang dalam beberapa hal saling
bertentangan dan secara teoritis tidak konsisten.
- Prinsip
akuntansi hendakna tidak bertentangan atau mendorong pelangggaran terhadap
ketentuan hukum dan perundang-undangan yang berlaku tetapi penyusunan
prinsip akuntansi tidak harus menganut konsep, pengertian, pendekatan,
kebijaksanaan dan praktik hukum/yuridis tersebut
- Prinsip
akuntansi harus merupakan alat yang praktis di bidang usaha dan keuangan,
dapat diandalkan dn relevan untuk memenuhi kebutuhan manajemen, investor,
pemerintah dan masyarakat umum.
- Prinsip
akuntansi harus juga logis dan dikembangkan atas dasar penalaran yang
jelas sehingga dapat diterima oleh mereka yang berkepentingan dengan
akuntansi.